IL Periode 2

BSD Akuisisi Lahan Rp 1,5 T

Serpong - PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) telah merealisasikan akuisisi sekitar 30- 40 hektare (ha) lahan hingga Juli 2015 atau 40 persen dari target akuisisi lahan tahun ini. Perseroan telah mengucurkan Rp 1,5 triliun untuk akuisisi tersebut.

“Mayoritas lahan yang kami tambah ada di BSD City,” kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Serpong Hermawan Wijaya di Serpong, Tangerang Selatan, Senin (10/8).

Hermawan mengatakan, tahun ini sama dengan target setiap tahunnya, perseroan diharapkan mampu mengakuisisi 100 ha. Kendati demikian, realisasi akuisisi lahan sangat bergantung pada pembebasan lahan. Tahun lalu, BSD merealisasikan 70 persen dari target akuisisi lahan atau setara dengan 60 – 70 ha.

Terkait BSD City, Hermawan mengatakan, saat ini perseroan baru memiliki lahan seluas 5.000 ha dari izin yang dikantongi mencapai 6.000 ha. Perseroan diproyeksikan harus merogoh investasi senilai Rp 5 – 6 triliun untuk merelaisasikan penambahan lahan seluas 1.000 ha.

“Saat ini yang sudah kami kembangkan dan jual baru sekitar 2.000 ha. Pembangunan BSD City masih akan berjalan 20 tahun lagi, sampai 2035,” kata dia.

Hermawan melanjutkan, dana yang digelontorkan perseroan untuk akuisisi lahan seluas 40 ha yakni mencapai Rp 1,5 triliun. Besaran tersebut setara dengan 60 persen dari realisasi belanja modal (capital expenditure/capex) per Juli yakni Rp 2,5 triliun. Adapun, total capex perseroan tahun ini mencapai Rp 4 triliun yang juga dialokasikan pembangunan infrastruktur dan investasi properti.

Terkait ekspansi ke luar Jawa, Hermawan menambahkan, perseroan tengah bersiap untuk meluncurkan residensial Bumi Samarinda Damai di Samarinda, Kalimantan Timur. Rencananya, perseroan bakal meluncurkannya pada kuartal keempat tahun ini atau paling lambat kuartal pertama tahun depan.

“Lahannya masih belum siap benar kami sedang kembangkan infrastruktur penunjangnya terlebih dahulu,” jelas dia.
Sementara, proyek perseroan di Makassar, Sulawesi Selatan baru sampai pada tahap akuisisi lahan seluas 5 ha. Perseroan berencana membangun kawasan terpadu.

Hermawan mengakui, perseroan juga menunda akuisisi lahan seluas 3 – 4 ha di Medan, Sumatera Utara. Medan, dipilih perseroan untuk mengembangkan kawasan residensial.

“Kondisi ekonomi seperti ini, kami masih fokus di aset-aset kami yang sudah ada daripada ekspansi ke luar kota. Mayoritas landbank kami masih di Jawa terutama Jabodetabek itu yang difokuskan,” kata dia.

Hermawan memaparkan, perseroan memiliki dua lokasi yang berdekatan di Samarinda. Adapun, total landbank mencapai 250 ha.
Lebih jauh, dia membeberkan rencana BSD untuk meluncurkan tiga produk komersil pada semester kedua tahun ini. Pertama, yakni tower pertama The Elements yang terletak di superblok Rasuna Epicentrum.

Sesuai rencana, The Elements akan memiliki dua menara apartemen masing-masing 300 unit. Rata-rata harga jual per unit ditaksir mencapai Rp 40 juta per meter persegi. Total gross development value (GDV) proyek ini mencapai Rp 2 triliun. Perseroan bakal meraup Rp 2,5 triliun dari seluruh penjualan apartemen The Elements.

Kedua, apartemen tower pertama di kawasan mixed-use Tanjung Barat. Selain apartemen, nantinya terdapat pusat perbelanjaan, perkantoran, dan hotel di lahan seluas 5 ha. Adapun nilai investasi proyek ini mencapai Rp 3 triliun yang dibangun dalam dua tahap selama lima tahun.

Ketiga, tower pertama Aeorium di perumahan Permata Buana. Pembangunan diestimasi berlangsung selama tiga tahun di lahan seluas 3 ha.

Hermawan menambahkan, jika sukses terjual semua perseroan bakal mendapatkan Rp 3,5 – 4 triliun dan Rp 2,5 triliun dari proyek Tanjung Barat dan Aeorium.

“Untuk tahun ini belum banyak kontribusi ke marketing sales. Dari apartemen yang di Tanjung Barat dan Aeorium mungkin masing-masing menyumbangkan Rp 300 – 400 miliar,” jelas dia.

Perseroan optimistis ketiga proyek komersil tersebut dapat diserap pasar. Selain itu, juga berkontribusi untuk mencapai target pra penjualan (marketing sales) tahun ini yang mencapai Rp 7,5 triliun.

Hingga Juni 2015, BSD telah mengantongi 46 persen dari target marketing sales tahun ini atau sebesar Rp 3,45 triliun. Besaran tersebut tumbuh 28 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,75 triliun.

“Kami memang masih targetkan mayoritas atau Rp 4 triliun disumbangkan dari proyek residensial,” ucap Hermawan.

Sepanjang semester I – 2015, BSD membukukan pertumbuhan pendapatan 38 persen menjadi Rp 3,37 triliun dibandingkan semester I – 2014 sebesar Rp 2,44 triliun. Namun, laba bersih per Juni 2015 turun 45,35 persen menjadi Rp 1,41 triliun dari sebelumnya Rp 2,58 triliun.

Sementara, return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) BSD tercatat sebesar 4,09 persen dan 6,65 persen. Adapun, debt to equity ratio (DER) persereroan sebesar 0,63 kali.

Kemarin, saham BSD ditutup melemah Rp 45 ke level Rp 1.745. Level tersebut mencerminkanprice to earning ratio (PER) sebesar 12,04 kali.

Infinite Living Automazing

Discover more articles like this