IL Period 3

Dampak ESG Terhadap Properti Jadikan Sinar Mas Land Kembangkan Produk Ramah Lingkungan

news image

BSD City, 2 Agustus 2023 – Meningkatnya emisi gas rumah kaca di atmosfer bumi secara terus menerus membuat panas dari matahari tertahan sehingga menyebabkan perubahan iklim. Menurut data dari Badan Meteorologi Dunia, tahun 2022 tercatat sebagai tahun paling panas secara global dengan kenaikan suhu sekitar 1,15 derajat Celsius. Peningkatan suhu ini bukan hanya memengaruhi temperatur bumi, tetapi juga mengakibatkan perubahan iklim yang mungkin menyebabkan krisis pangan serta berbagai bencana alam.

Baca Juga : Sinar Mas Land Terapkan Prinsip ESG di Setiap Proses Bisnis

Upaya Pemerintah Indonesia dalam Mengatasi Emisi Gas Rumah Kaca

Banyak negara telah mengupayakan berbagai cara melalui kesepakatan atau perjanjian untuk meminimalisir global warming. Saat ini, pemerintah Indonesia telah menerapkan pendekatan ESG (Environmental, Social, Governance) kepada berbagai pihak terlibat sebagai bagian dari upaya mendukung pembangunan berkelanjutan. Perusahaan yang mengadopsi prinsip ESG dalam operasi bisnis dan investasinya secara efektif memadukan dan mengimplementasikan nilai-nilai pelestarian lingkungan, tanggung jawab sosial, dan praktik tata kelola yang baik. Salah satu perusahaan yang menimplementasikan prinsip ESG dalam bisnisnya adalah Sinar Mas Land.

Langkah Sinar Mas Land Untuk Mengimplementasikan Prinsip ESG dalam Bisnisnya

Dalam konteks perubahan iklim, Sinar Mas Land telah menjadi salah satu pengembang properti di Indonesia yang telah menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan jauh sebelum penerapan ESG. Sinar Mas Land juga memberikan dukungan penuh terhadap upaya pemerintah untuk mencapai target Net Zero Emisi (NZE) pada tahun 2060.

Sinar Mas Land telah mengambil langkah-langkah konkret dalam inisiatif lingkungan, seperti penerapan bahan baku ramah lingkungan dan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan panel surya di bangunan komersial serta sistem penerangan jalan. Selain itu, Sinar Mas Land memanfaatkan Renewable Energy Certificate (REC) dari PT PLN untuk berkontribusi dalam pengurangan emisi CO2 sesuai dengan arahan pemerintah. Dalam upaya optimalisasi sertifikat EBT, gedung perkantoran Sinar Mas Land telah mendapatkan sertifikasi Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI). Di area perkantoran BSD Green Office Park, mereka meraih sertifikasi Gold Green District dari Building Construction Authority (BCA) Singapura.

Sinar Mas Land telah menegaskan komitmennya dalam menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam semua produk perumahan dan bisnisnya. Untuk mendukung pengembangan berkelanjutan, Sinar Mas Land berkolaborasi dengan Chandra Asri dalam mengimplementasikan aspal yang mengandung sampah plastik sepanjang 3,8 km di kawasan BSD City pada 2022 dan berlanjut hingga 2023. Tindakan ini memajukan pembangunan berkelanjutan dan memberdayakan masyarakat setempat menuju model ekonomi sirkular.

Pendapat Pemangku Kepentingan Terhadap Prinsip ESG

Hari ini (2/8), acara Media Talkshow berjudul "Implementasi ESG dan Dampaknya pada Sektor Properti" telah sukses diadakan di marketing office BSD City. Beberapa pembicara menghadirkan pandangan menarik mengenai dampak besar dari produk ramah lingkungan, yang mempengaruhi tidak hanya produsen tetapi juga konsumen. Para pembicara termasuk Meita Laimanto (Partner - Assurance Risiko PwC), Citra Amelya Pane (Senior Vice President Head of Environmental, Social & Governance Group Bank Mandiri), Hermawan Wijaya (Direktur PT BSD Tbk), dan M. Reza Abdulmajid (Chief Risk & Sustainability Officer Sinar Mas Land).

news image

Partner – Risk Assurance PwC, Meita Laimanto menyampaikan, “Perjalanan ESG suatu organisasi adalah suatu perjalanan yang berdampak tidak hanya pada aspek kehidupan kita sebagai individu, tetapi juga perusahaan atau organisasi. Sebagai individu, kita ingin mencapai keberlanjutan karena kepedulian kita terhadap kesejahteraan sosial dan lingkungan kita.  Perusahaan atau organisasi perlu memastikan bisnis yang berkelanjutan dalam lanskap risiko yang senantiasa berubah. Penting bagi perusahaan untuk memaparkan perjalanan ESG dan inisiatif mereka secara transparan, akurat, dan tepat. Hal ini merupakan kunci untuk memperoleh dukungan dan kepercayaan dari seluruh pemangku kepentingan serta mencapai kesuksesan dalam perjalanan ESG organisasi.”

Konsekuensi sosial-ekonomi dari krisis perubahan iklim sangat luas dan substansial. Dalam upaya menanggapi tantangan ini, pembiayaan berkelanjutan memiliki peran sentral dalam menggerakkan transisi menuju pemulihan ekonomi yang hijau, tahan bencana, serta inklusif. Untuk mencapai kesuksesan dalam transisi ini, diperlukan upaya bersama serta kerjasama yang erat antara pemerintah dan semua pemangku kepentingan.

Sebagai salah satu pihak terkait, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk terus berupaya meningkatkan porsi pendanaan untuk sektor bisnis yang mendukung ekonomi berkelanjutan. Pada kuartal kedua tahun 2023, Bank Mandiri berhasil menyalurkan Pembiayaan Berkelanjutan senilai Rp242 Triliun atau 24.6% dari total kredit (bank only), dengan peningkatan 7.1% secara Year-on-Year (YoY). Dalam kategori Pembiayaan Hijau, Bank Mandiri berhasil menyalurkan sebesar Rp115 triliun atau 11.7% dari total kredit (hanya bank), dengan kenaikan 10.2% YoY.

Beberapa sektor yang mendominasi antara lain adalah Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) Hayati Berkelanjutan senilai Rp95.6 triliun; Energi Baru Terbarukan (EBT) senilai Rp8.9 triliun; Produk Eco-Efficient senilai Rp4.7 triliun; Transportasi Ramah Lingkungan senilai Rp3.2 triliun; serta Bangunan Hijau senilai Rp1.8 triliun.

Citra Amelya Pane, Senior Vice President Head of Environmental, Social & Governance Group Bank Mandiri menambahkan, “Selain penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan sesuai kriteria pada POJK 51/2017 (use of proceeds), Bank Mandiri juga terus melakukan pengembangan produk berkelanjutan seperti Sustainability Linked Loan (KPI Based), yang telah disalurkan antara lain pada debitur yang bergerak di sektor dengan Emisi Karbon tinggi seperti industri semen, perkebunan, dan peternakan. Bank Mandiri optimis ke depannya dengan skema pembiayaan tersebut dapat mendorong debitur bertransisi menuju kegiatan usaha yang lebih ramah lingkungan termasuk pada sektorproperti.”

news image

Chief Risk & Sustainability Officer – Sinar Mas Land, M. Reza Abdulmajid menyambut, “Dalam mewujudkan visi kami untuk 'Building a Better Future', Sinar Mas Land secara konkret terus melakukan pembangunan berkelanjutan yang diterapkan dalam produk properti dengan target mengurangi emisi karbon hingga 34% dari penggunaan listrik pada tahun 2034 mendatang. Upaya penerapan konsep sustainable development ini memberikan dampak yang positif bagi pengembang dan pemilik properti seperti pengurangan biaya operasional, penghematan penggunaan energi listrik, hingga peningkatan kesehatan dan produktivitas penghuni. Dampak positif yang dihasilkan dari penerapan konsep pembangunan berkelanjutan mendorong konsumen melirik rumah dan gedung yang ramah lingkungan untuk investasi dan kepemilikan mereka. Bahkan, untuk bangunan komersial seperti gedung perkantoran BSD Green Office Park pun memiliki occupancy rate di atas 93 persen. Apalagi saat ini tren green living juga sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban.”

IL Period 3

Discover more articles like this