SML Cadangkan Lahan 4.000 Hektare di Serpong

Serpong - Sinar Mas Land (SML) mencadangkan lahan seluas 4.000 hektare (ha) guna mengembangkan proyek di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) City, Tangerang. Pengembangan seluruh lahan membutuhkan waktu panjang.

"Lahan kami masih cukup luas yang belum dikembangkan. Kami perkirakaan hampir 4.000 hektare dan dikembangkan hingga 30 tahun ke depan,” kata Managing Director Corporate Strategy and Service Sinar Mas Land Ishak Chandra, di sela Ghatering Agen Properti di Serpong, Tangerang, Selasa (19/5).

SML menyiapkan BSD City sebagai kota baru. Di atasnya akan dibangun infrsatruktur termasuk jalan tol, sekolah, rumah sakit, residensial, hotel, perkantoran dan sarana komersial lain. Pembangunan masing – masing proyek membutuhkan waktu panjang, lebih dari 30 tahun ke depan. Di samping itu, pengembang juga akan menambah land bank.

"Sebenarnya bukan hanya di BSD kami kembangkan tetapi juga di kota kota lain, seperti Medan, Banjarmasin, Balikpapan dan lainnya,” kata dia.

Pada bagian lain, Ishak mengakui pasar properti saat ini masih berjalan lamban. Periode 2014 - 2015 merupakan siklus penurunan sektor properti. Kondisi tersebut adalah hal wajar karena pada periode 2011-2013 penjualan properti meningkat pesat.

"Pada satu momen tertentu pasar properti akan mencari titik equlibrium (keseimbangan) baru. Pada 2014-2015 merupakan momen untuk mencari titik equilibrium atau keseimbangan antara permintaan dan suplai,” kata dia.

Tren bisnis properti 2014-2015 mengalami penurunan. Pada 2014 sektor properti terpukul dengan adanya pemilihan umum (Pemilu). Nilai penurunannya mencapai 30-40 persen. Pukulan terhadap properti semakin berat saat pemerintah mengeluarkan kebijakan pengetatan loan to value (LTV).

Oleh karenannya, tambah Ishak, SML menyambut baik rencana pemerintah melonggarkan LTV dan membuka kesempatan kepemilikkan properti untuk warga asing. Peraturan pengetatan sistem KPR inden dan besaran uang muka dalam kebijakan LTV, menurut Ishak, perlu relaksasi untuk meningkatkan pertumbuhan properti.

"Kami melihat pemerintah tampaknya sudah melakukan kajian terkait dua kebijakan tersebut. Karena melihat situasi ekonomi saat ini menurun, pertumbuhan penjualan properti juga mengalami nasib sama,” jelas dia.

Imam Mudzakir/FER

Investor Daily

Discover more articles like this